Nury Zuhairoh
My name is Nury Zuhairoh. I'm graduatiton from IAIN Purwokerto study Islamic Education.
Sabtu, 26 Juli 2025
Wa ufawwidu amri ilalloh
Semua kehidupan di dunia ini berjalan sesuai dengan skenario terindah-Nya. semua sudah berada dalam tatanannya masing-masing. Mentarai yang terbit di padi hari, senja yang menyingsing di sore, bulan yang muncul di malam hari, gugusan bintang yang menghiasi malam hari, hujan yang menumbuhkan kehidupan dan pelangi yang memperindah kehidupan. Semua sudah di takdirnya sesuai dengan fitrahnya masing-masing.
Begitu juga dengan kehidupan di dunia ini.Tidak ada yang aku sesali setiap kejadiannya. Baik itu kejadian yang mengenakan ataupun yang tidak. Yang baik menjadikan kita bersabar, yang tidak baik menjadikan kita belajar. Semua mempunyai hikmah masing-masing.
Teruslah berbuat baik meskipun kebaikan itu tidak selalu di balas dengan kebaikan.Dengan kebaikan yang kita tanam akan menghasilkan buah yang bisa kita petik suatu saat. Meski tak semua buah itu matang, setidaknya dengan mencicipi rasa masam kita mengetahui bagaimana rasa manis itu tercipta.
Setelah kita berusaha sekeras mungkin,sekuat mungkin, tapi belum nampak juga hasilnya, ingatlah bahwasanya kebaikan itu tak selalu muncul dengan keindahan, kadang dibalut dengan duri tajam agar keindahan yang ada di dalamnya selalu terjaga.
So, wa ufaawidu amri ilalloh....
Setelah kita berusaha dan berdoa sekuat mungkin jangan lupa untuk mengembalikannya kepada Allah SWT, karena Dialah yang paling mengetahui mana yang terbaik untuk makhluknya.
Kamis, 10 Juli 2025
Katanya mencintainya, tapi kok melepasnya?
Saat ada yang bertanya: "Katanya kamu mencintainya, tapi kok dilepas?".
Aku memang melepasnya, tapi tak berarti aku mencintainya, karena aku sadar bahwa mencintai sebelum halal adalah sebuah ujian. Aku tak mau mencintainya justru membuat jauh akan Sang Pemberi Cinta. Aku tak mau cinta yang seharusnya suci ternodai oleh nafsuku dan keegoisanku. Oleh karenanya aku berani untuk melepasnya. Karena aku percaya kan janjinya, "lelaki yang baik untuk perempuan yang baik, begitu juga sebaliknya". Jadi sebisa mungkin saat ini aku terus berusaha untuk menjadi sosok yang terus berusaha menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Sama seperti manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.Akupun pernah melakukan kesalahan, tapi sebisa mungkin aku akan mencoba untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Aku berjanji untuk merubah diriku menjadi lebih baik lagi, bukan karena seseorang, tapi karena diriku dan karena-Nya.
"Terus bagaimana jika pada akhirnya nanti, orang yang selama ini kamu kagumi, selama ini kamu doakan malah sama yang lain?".
Dengan kita menyerahkan urusan kita kepada-Nya, secara tidak langsung kita menerima semua konsekunsinya. Kalau pada akhirnya dia menjadi jodoh terbaik saya ya Alhamdulillah, kalau tidak saya yakin Alloh sudah menyiapkan seseorang yang jauh lebih baik untuk saya. Sejatinya hanya Dialah yang mengetahui mana yang terbaik untuk kita. Bisa saja sesuatu itu nampak baik bagi kita, padahal tidak. Begitu juga sebaliknya, terkadang sesuatu yang nampak buruk bagi kita itu sebenarnya yang terbaik. Ingat! apa yang menjadi takdirmu pasti tidak akan melewatkanmu. Dan sekuat apapun kamu menggenggamnya,jika itu bukan takdirmu pasti akan terlepas juga.
"Owh begitu ya".
Ya, takdir memang terlihat kejam, tapi sebenarnya tidak. Hanya orang-orang yang punya mindset kecil yang berpikiran seperti itu. Alloh itu sangat sayang sama kita. Kadang Alloh itu rela menukar takdir-Nya demi kita. Padahal itu apapun yang Alloh kaish itulah yang terbaik buat kita. Ketika anak kecil merenget meminta dibelikan motor, orang tua pasti akan menolaknya. Karena mereka tau itu sangat berbahaya. Seperti itulah kira-kira gambarannya.
"Lantas apa yang menjadikanmu yakin akan takdir-Nya?"
Bukan semua sudah Alloh gariskan jauh sebelum kita dilahirkan?, lalu mengapa kita masih ragu?. Baik atau buruknya takdir yang sedang kita hadapi pasti ada pelajaran yang sengaja Alloh kasih agar kita mau belajar di dalamnya. Yang baik menjadikan kita bersysukur, yang kurang baik menjadikan kita bersabar. Alloh gak jahat kok sama kita. Kitanya aja yang cengeng dan sangat berisik. Jadi kalau Alloh masih ngasih kita ujian, berbahagilah!. Tandanya Alloh sayang sama kita. Bersedihlah jika kita tidak diberi ujian!. Bukankah orang-orang terpilih selalu mendapat ujian jauh lebih berat?. Begitu juga Rasulullah, para sahabat dan para nabi yang lain. Mereka mendapat ujian yang jauh lebih besar dan jauh lebih berat ketimbang orang lain. Karena apa?. Karena Alloh sangat sayang sama mereka dan hendak menjadikan mereka memiliki kedudukan yang tinggi di Surga.
Jadi, tetaplah berhusnudzon!.
Tetap berusaha menjadi pribadi yang lebih baik!
Jangan membenci orang yang mencelamu.
Tetaplah bersyukur!
dan Keep Hamasah yah! :)
Minggu, 19 Januari 2020
Pilih setia atau ambil Pijakan baru?
Pilih setia atau ambil Pijakan baru?
Cinta……
Ya, kata itu tentu saja menjadikan
setiap insan berpikir tentang keindahan yang tak mampu diungkapkan. Cintalah
yang mampu mengubah gersang menjadi subur, mengubah layu menjadi mekar,
mengubah sedih menjadi tawa, mengubah pilu menjadi rindu, dan mengubah yang tak
ada menjadi ada.
Kadang cinta pula yang membuat
bahagia menjadi kecewa, rindu menjadi sendu, suka menjadi luka, riang menjadi
keluh kesah dan tawa menjadi nestapa.
Mencintai, berarti kehilangan,
dimana ketika kita mencintai seseorang maka saat itu pula kita bersedia untuk
merelakannya. Bukan berarti kita tidak bisa bersama dengan orang yang kita
cintai, tapi seerat apapun engkau memegangnya tetap saja ia akan pergi suatu
waktu. Ia akan pergi ke asal-Nya. Saat yang menciptakan-Nya kembali memintanya
darimu. Ingat, semua yang ada bersamamu adalah titipan dari-Nya yang suatu saat
Ia bisa saja mengambilnya tak pasti kapan itu waktunya.
Bersyukurlah dirimu saat ini,
dimana engkau masih bisa merasakan darah yang terus memompa oksigen keseluruh
tubuh, hingga bisa berpadu kasih dengan orang yang kamu cinta.
Ketika cinta yang kau tunggu tak
kunjung datang menghampiri, masihkan kau setia menantinya? Ataukah kau akan
beranjak dari tempatmu dan mencari pijakan baru?
Jumat, 22 November 2019
Wahai Cintaku
Temaran fajar tak gontai
Menyambut sayup kelahiranmu
Berkicau burung bertasbih pada-Mu
Menyambut insan terkasih-Mu
Menyambut sayup kelahiranmu
Berkicau burung bertasbih pada-Mu
Menyambut insan terkasih-Mu
Melintas surya membesit rindu
Mengalun merdu terbuai candu
Menatapmu membuatku malu
Siapa diriku dibanding dirimu
Mengalun merdu terbuai candu
Menatapmu membuatku malu
Siapa diriku dibanding dirimu
Yaa Habibi Yaa Muhammad
Sungguh hatiku menggebu atas dirimu
Mampukah diriku seperti dirimu
Menebar panji diatas bumi cinta-Mu
Sungguh hatiku menggebu atas dirimu
Mampukah diriku seperti dirimu
Menebar panji diatas bumi cinta-Mu
Yaa Syaafi' Yaa Qurrota A'yun
Kau lah obat pelipurku
Saat tak sanggup kaki ini melaju
Di tengah badai yg terus menari bersama ku
Kau lah obat pelipurku
Saat tak sanggup kaki ini melaju
Di tengah badai yg terus menari bersama ku
Yaa habibi Yaa 'Arusal Hafiqoini
Dekaplah aku saat ku mulai menjauh darimu
Saat ku jauh dari syariatmu
Tanamkanlah dalam diriku
Rasa Mahabbbah untumu
Dekaplah aku saat ku mulai menjauh darimu
Saat ku jauh dari syariatmu
Tanamkanlah dalam diriku
Rasa Mahabbbah untumu
Yaa Muayyad ya mumajjad
Cukup kiranya ku menjelma bersama cahayamu
Menerangi dunia agar tak kembali kelabu
Cukup kiranya bagiku
Menjadikanmu satu-satunya Mahabbah cintaku
Cukup kiranya ku menjelma bersama cahayamu
Menerangi dunia agar tak kembali kelabu
Cukup kiranya bagiku
Menjadikanmu satu-satunya Mahabbah cintaku
Wahai jiwaku
Wahai kasihku
Wahai cintaku
Wahai pelipur laraku
Wahai kasihku
Wahai cintaku
Wahai pelipur laraku
Muhammad
Rasulku
Rasulku
Wanareja, 23 November 2019
Sajak: Nury Zuhairoh
Sabtu, 10 Agustus 2019
JABAL RAHMAN
Tempat Bertemunya Dua Hati
Seperti yang kita ketahui, Hari Arafah ini merupakan hari bertemunya Nabi Adam a.s dan Siti Hawa. Dua hati yang berpisah selama 300 tahun dipertemukan kembali.
Subhanalloh......
Wajib hukumnya ke tempat yang satu ini.
Yang belum punya pasangan siapa tahu ketemu doi di sini. Kita sama-sama berdoa saja semoga suatu saat nanti bisa kesini bareng si dia..
Amiiin......
Sebagaimana namanya
"Jabal rahman".
" Jabal" berarti "gunung" dan "rahman" artinya "kasih sayang".
Jumat, 24 Mei 2019
Syair Cinta Alfiyah Ibnu Malik Syarah Ibnu Aqil
Remaja identik dengan yang namanya virus merah jambu. Tak hanya di kalangan luar. Di dalam dekapan penjara suci virus merah jambu itu pun menyebar luas. Kadang kala iseng bikin meme sebagai bentuk pelampiasan hati atau bentuk ungkapan isi hati. Tak lepas dari itu, salah satu karya fonumental yang tak asing lagi di dunia Pesantren memiliki bait-bait yang mempunyai tempat tersendiri di hati. Karya Ibnu Malik ini, selain mempelajari kaidah nahwu juga menceritakan fenomena kehidupan. Berikut ini saya share beberapa syair terkait cinta.
Semoga bermanfaat.......
وَمَا
نُبَالِى اِذَا
مَا كُنْتِ
جَارَتَنَا # اَنْ
لَا يُجَاوِرَنَا
اِلَّاكِ دَيَّارُ
”Aku
tidak peduli selama engkau mendampingiku, biarpun tiada satu rumah yang menjadi
tetanggaku kecuali engkau.”
اُطَوِّفُ
مَا اُطَوِّفُ ثُمَّ اَوَى # اِلَى بَيْتٍ قَعِيْدَتُهُ لَكَاعِ
“Aku
berjalan kesana dan kemari, kemudian kembali kerumah (yang ditunggui) oleh
wanita yang buruk perangainya.” (mungkin ini yang dinamakan dengan cinta itu
buta).
اَسْرِبَ
الْقَطَا هَلْ مَنْ يُعِيْرُ جَنَاحَهُ # لَعَلِّى اِلَى مَنْ قَدْ هَوِيْتُ اَطِيْرُ
“Hai
iring-iringan burung qotho, adakah yang mau meminjamkan sayapnya kepadaku agar
aku dapat terbang menemui orang yang aku cintai.” (rindu tingkat dewa).
وَقَدْ
كُنْتَ تُخْفِى حُبَّ سَمْرَاءَ حِقْبَةً # فَبُحْ لَانَ مِنْهَا بِالَّذِى اَنْتَ
بَائِحٌ
“Sesungguhnya
engkau telah lama memendam rasa cinta terhadap Samra, maka sekarang
ungkapkanlah perasaanmu itu padanya.”
سَرَيْنَا
وَنَجْمٌ قَدْ اَضَاءَ فَمُذْ بَدَا # مُحَيَّاكَ اَخْفَى ضَوْءُهُ كُلَّ شَارِقٍ
“Aku
berjalan dimalam hari, sedangkan gemintang telah bersinar, tetapi semenjak
wajahmu muncul, maka cahaya wajahmu menutupi semua cahaya.”
اَهَابُكِ
اِجْلَالًا وَمَا بِكِ قُدْرَةِ # عَلَىَّ وَلَكِنْ مِلْءُ عَينٍ حَبِيْبُهَا
“Aku
takut kepadamu karena menghargaimu, padahal tiada kemampuan bagimu atas diriku,
namun bayangan kasihnya memenuhi mata ini.”
بَدَتْ
فِعْلَ ذِىْ وُدٍّ فَلَمَّا تَبِعْتُهَا # تَوَلَّتْ وَبَقَّتْ حَاجَتِى فِى فُؤَادِى
“Ia
tampak seorang yang dimabuk cinta, dan tatkala kuikuti ternyata dia berpaling
membuat hatiku sangat kecewa.”
وَحَلَّتْ
سَوَادَ الْقَلْبِ لَا اَنَا بَاغِيَا # سِوَاهَا وَلَا عَنْ حُبِّهَا مُتَرَاخِيَا
“Dan
dia tetap menjadi pujaanku, tiada sekali-kali aku menginginkan selain dia, dan
tidak pula cintaku mengendur.”
تَنَوَّرْتُهَا
مِنْ اَذْرِعَاتٍ وَاَهْلُهَا # بِيَثْرِبَ اَدْنَى دَارِهَا نَظَرٌ عَالِى
“Aku
pandang dia dari jauh, mulai dari Adzriat, sedangkan keluarganya berada di
Yatsrib, dimana rumah yang paling dekat berada jauh dari pandangan mata.”
(untuk rekan rekanita yang lagi LDR, harap tenang).
كَرَبَ
الْقَلْبُ مِنْ جَوَاهُ يَذُوْبُ # حِيْنَ قَالَ الْوُشَاةُ هِنْدٌ غَضُوْبٌ
“Hampir
saja hatiku luluh lantah karena rindu dan sedih ketika para pengadu domba
mengatakan (kepadaku) “Hindun marah padamu.”
فَلَا
تَلْحَنِى فِيْهَا فَاِنَّ بِحُبِّهَا # اَخَاكَ مُصَابُ الْقَلْبِ جَمٌّ بَلَابِلُهْ
“Janganlah
kamu mencelaku karena mencintainya, maka sesungguhnya terjerat pula kepadanya
saudaramu sehingga hatinya dimabuk kepayang.”
يَلُوْمُوْنَنِىْ
فِى حُبِّ لَيْلَى عَوَاذِلِى # وَلَكِنَّنِى مِنْ حُبِّهَا لَعَمِيْدُ
“Para
pencela itu, mereka mencelaku karena aku mencintai Laila, tetapi cintaku
padanya benar-benar kuat (tak tergoyahkan).”
Itulah sedikit ulasan terkait syair dalam 1003 bait cinta Ibnu Malik dalam syarah Ibnu "Aqil. Semoga dengan adanya syair tersebut menambah semangat belajar kita dalam mempelajari kitab kuning. Selain kata cinta masih banyak syair tentang kehidupan, perjuangan, dll.
Sekian dulu ya.....
Terimakasih..... ;)
Senin, 13 Mei 2019
33 Permasalahan Seputar Puasa
Selamat menjalankan ibadah puasa....
Gimana puasanya?
Sudah ada yang bolong?
Semoga tetap istiqomah sampai selesai.
Amiiin.........
Tak jarang dari kita menemukan berbagai permasalahan dalam berpuasa. Kita berpikir, apakah yang kita lakukan membatalkan puasa atau tidak.
Berikut ini saya share beberapa permasalah sekaligus jawabannya. Semoga bermanfaat.
33
PERMASALAHAN SEPUTAR PUASA
1.
PERGI SESUDAH FAJAR TIDAK BOLEH MEMBATALKAN PUASA
Bolehkan
orang yang bepergian setelah Fajar membatalkan puasa ?
Jawab
: Tidak boleh, karena bolehnya membatalkan puasa bagi musâfir, jika
berangkatnya sebelum fajar. Namun menurut Imam Muzâni tetap diperbolehkan
membatalkan puasa. Referensi :
سلم
التوفيق صحـ : 43 مكتبة الحرمين
فَلَوْ
اَصْبَحَ مُقِيْمًا ثُمَّ سَافَرَ فَلاَ يُفْطِرُ ِلأَنَّهُ عِبَادَةٌ اِجْتَمَعَ
فِيْهَا السَفَرُ وَالْحَضَرُ فَغَلَبْنَا الْحَضَرَ وَقَالَ الْمُزَنِّىُ
يَجُوْزُ لَهُ الْفِطْرُ ِلأَنَّ السَبَبَ الْمُرَخِّصَ مَوْجُوْدٌ اهـ
2.
AROMA YANG TERSISA SETELAH MENCICIPI MASAKAN
Bolehkah
bagi orang yang puasa mencicipi makanan, mengingat aroma makanan masih terasa
di lidah?
Jawab
: Boleh, asalkan tidak menelan apa yang dicicipi tersebut. Referensi:
تحفة
المحتاج في شرح المنهاج الجزء 3 صحـ : 425 مكتبة دار إحياء التراث العربي
وَ
عَنْ ذَوْقِ الطَّعَامِ وَغَيْرِهِ بَلْ يُكْرَهُ خَوْفًا مِنْ وُصُولِهِ إلَى
حَلْقِهِ ( قَوْلُهُ إلَى حَلْقِهِ ) قَضِيَّتُهُ أَنَّ وُصُولَهُ قَهْرًا
عَلَيْهِ مُفْطِرٌ وَلاَ يَبْعُدُ فِيمَا إذَا احْتِيجَ لِلذَّوْقِ أَنْ لاَ
يَضُرَّ سَبْقُهُ إلَى الْجَوْفِ كَمَا يُؤْخَذُ مِمَّا تَقَدَّمَ فِي
الْحَاشِيَةِ عَنِ اْلأَنْوَارِ ( قَوْلُهُ بَلْ يُكْرَهُ إلَخْ ) نَعَمْ إنِ
احْتَاجَ إلَى مَضْغِ نَحْوِ خُبْزٍ لِطِفْلٍ لَمْ يُكْرَهْ نِهَايَةٌ وَإِيعَابٌ
قَالَ ع ش قَوْلُهُ نَعَمْ إنِ احْتَاجَ إلَخْ قَضِيَّةُ اقْتِصَارِهِ عَلَى
ذَلِكَ كَرَاهَةُ ذَوْقِ الطَّعَامِ لِغَرَضِ إِصْلاَحِهِ لِمُتَعَاطِيهِ
وَيَنْبَغِي عَدَمُ كَرَاهَتِهِ لِلْحَاجَةِ وَإِنْ كَانَ عِنْدَهُ مُفْطِرٌ
غَيْرُهُ ِلأَنَّهُ قَدْ لاَ يُعْرَفُ إصْلاَحُهُ مِثْلَ الصَّائِمِ اهـ (
قَوْلُهُ فِي الْمَتْنِ وَذَوْقِ الطَّعَامِ وَالْعِلْكِ ) وَمَحَلُّهُ فِي غَيْرِ
مَا يَتَفَتَّتُ أَمَّا هُوَ فَإِنْ تَيَقَّنَ وُصُولَ بَعْضِ جِرْمِهِ عَمْدًا
إلَى جَوْفِهِ أَفْطَرَ وَحِينَئِذٍ يَحْرُمُ مَضْغُهُ بِخِلاَفِ مَا إذَا شَكَّ
أَوْ وَصَلَ طَعْمُهُ أَوْ رِيحُهُ ِلأَنَّهُ مُجَاوِرٌ اهـ
3.
MENGUNYAH MAKANAN UNTUK SANG BAYI
Kasih
sayang seorang ibu begitu besar pada anak tercintanya. Ia rela melakukan apapun
demi pertumbuhan dan kesehatan anaknya. Termasuk ketika menyuapin si kecil,
sang ibu terlebih dulu mengunyah sebelum makanan diberikan pada anaknya,
padahal ia dalam keadaan berpuasa. Apakah mengunyah makanan diperbolehkan bagi
orang yang berpuasa sementara aroma dan rasa makanannya sangat kentara di
lidah?
Jawab
: Boleh, dengan syarat tanpa menelan makanan yang dikunyah tersebut, walaupun
aroma dan rasa makanan masih terasa dilidah. Referensi :
حاشية
الجمل الجزء 2 صحـ : 329 مكتبة دار الفكر
وَ
تَرْكُ ذَوْقٍ لِطَعَامٍ أَوْ غَيْرِهِ خَوْفَ وُصُولِهِ حَلْقَهُ وَتَقْيِيدُ
اْلأَصْلِ بِذَوْقِ الطَّعَامِ جَرَى عَلَى الْغَالِبِ وَ تَرْكُ عَلْكٍ بِفَتْحِ
الْعَيْنِ ِلأَنَّهُ يَجْمَعُ الرِّيقَ فَإِنْ بَلَعَهُ أَفْطَرَ فِي وَجْهٍ
وَإِنْ أَبْقَاهُ عَطَّشَهُ وَهُوَ مَكْرُوهٌ كَمَا فِي الْمَجْمُوعِ (قَوْلُهُ
خَوْفَ وُصُولِهِ حَلْقَهُ) نَعَمْ إنِ احْتَاجَ إلَى مَضْغِ نَحْوِ خُبْزٍ
لِطِفْلٍ لَمْ يُكْرَهْ اهـ شَرْحُ م ر ( قَوْلُهُ وَتَرْكُ عَلْكٍ ) أَيْ لاَ
يَتَحَلَّلُ مِنْهُ جِرْمٌ وَمِنْهُ اللِّبَانُ ( وَقَوْلُهُ بِفَتْحِ الْعَيْنِ )
وَهُوَ الْفِعْلُ أَيْ الْمَضْغُ ( وَقَوْلُهُ فِي وَجْهٍ ) أَيْ ضَعِيفٍ
وَالصَّحِيحُ خِلاَفُهُ وَإِنْ تَرَوَّحَ ذَلِكَ الرِّيقَ بِرِيحِهِ أَوْ وَجَدَ
فِيهِ طَعْمَهُ اهـ
4.
SAHUR SEBELUM JAM 12 MALAM
Untuk
mengantisipasi rasa haus dan lapar saat berpuasa, agama menganjurkan agar
mengakhirkan makan sahur. Hal ini tidak lain supaya lebih kuat dan semangat
dalam menjalankan ibadah puasa. Namun entah karena apa, terkadang sebagian
orang melaksanakan makan sahur sebelum jam 12 malam. Apakah yang demikian masih
mendapatkan kesunahan sahur ?
Jawab
: Tidak, karena waktu sahur mulai pertengahan malam. Referensi:
حاشية
الباجورى الجزء 1 صحـ : 293 مكتبة دار الكتب العلمية
( وَقَوْلُهُ وَتَأْخِيْرُ السَّحُوْرِ ) - الى أن قال -
وَيَدْخُلُ وَقْتُهُ بِنِصْفِ اللَّيْلِ فَاْلأَكْلُ قَبْلَهُ لَيْسَ بِسَحُوْرٍ
فَلاَ يَحْصُلُ بِهِ السُنَّةُ اهـ
5.
NIAT PUASA SENIN-KAMIS PLUS QADLA'
Seseorang
mempunyai tanggungan qadlâ’ puasa Ramadlan. Kebetulan disaat meng-qadlâ’ puasa
bertepatan dengan hari Senin. Kesempatan ini tidak disia-siakan olehnya,
disamping melakukan puasa qadlâ’, ia juga niat mengerjakan puasa sunah. Bisakah
ia mendapatkan dua pahala, yakni pahala qadlâ’ dan sunah?
Jawab
: Bisa, apabila keduanya diniati. Referensi:
إعانة
الطالبين الجزء 2 صحـ : 306 – 307 مكتبة دار الفكر
(فَرْعٌ) أَفْتَى جَمْعٌ مُتَأَخِّرُوْنَ بِحُصُوْلِ ثَوَابِ
عَرَفَةَ وَمَا بَعْدَهُ بِوُقُوْعِ صَوْمِ فَرْضٍ فِيْهَا خِلاَفٌ لِلْمَجْمُوْعِ
وَتَبِِعَهُ اَلإسْنَوِيُّ فَقَالَ إِنْ نَوَاهُمَا لَمْ يَحْصُلْ لَهُ شَيْءٌ
مِنْهُمَا قَالَ شَيْخُنَا كَشَيْخِهِ وَالَّذِيْ يُتَّجَهُ أَنَّ الْقَصْدَ
وُجُوْدُ صَوْمٍ فِيْهَا فَهِيَ كَالتَّحِيَّةِ فَإِنْ نَوَى التَّطَوُّعَ أَيْضًا
حَصَلاَ وَإِلاَّ سَقَطَ عَنْهُ الطَّلَبُ (قَوْلُهُ فَإِنْ نَوَى التَّطَوُّعَ
أَيْضًا) أَيْ كَمَا أَنَّهُ نَوَى الْفَرْضَ (وَقَوْلُهُ حَصَلاَ) أَي
التَّطَوُّعُ وَالْفَرْضُ أَيْ ثَوَابُهُمَا ( قَوْلُهُ وَإِلاَّ ) أَيْ وَإِنْ
لَمْ يَنْوِ التَّطَوُّعَ بَلْ نَوَى الْفَرْضَ فَقَطُّ (وَقَوْلُهُ سَقَطَ عَنْهُ
الطَّلَبُ) أَيْ بِالتَّطَوُّعِ لاِنْدِرَاجِهِ فِي الْفَرْضِ اهـ
6.
SATU NIAT DUA PAHALA
Kadang-kadang
pada hari-hari tertentu, puasa disunahkan karena dua sebab, semisal hari Kamis
bertepatan dengan hari ‘Âsyûrâ. Apakah orang yang berpuasa pada hari tersebut
bisa memperoleh dua kesunahan ?
Jawab:
Bisa, asalkan keduanya diniati. Referensi:
إعانة
الطالبين الجزء 2 صحـ : 307 مكتبة دار الفكر
(تَنْبِيْهٌ) اِعْلَمْ أَنَّهُ قَدْ يُوْجَدُ لِلصَّوْمِ سَبَبَانِ
كَوُقُوْعِ عَرَفَةَ أَوْ عَاشُورَاءَ يَوْمَ اثْنَيْنِ أَوْ خَمِيسٍ أَوْ
وُقُوْعِ اثْنَيْنِ أَوْ خَمِيسٍ فِي سِتَّةِ شَوَّالٍ فَيَزْدَادُ تَأْكُّدُهُ
رِعَايَةً لِوُجُوْدِ السَّبَبَيْنِ فَإِنْ نَوَاهُمَا حَصَلاَ كَالصّدَقَةِ عَلَى
الْقَرِيْبِ صَدَقَةَ وَصِلَةٍ وَكَذَا لَوْ نَوَى أَحَدَهُمَا فِيْمَا يَظْهَرُ
اهـ
7.
MENJUAL MAKANAN DI SIANG HARI
“Terpaksa”
sering dibuat alasan sebagai pembenaran atas semua tindakan. Sebagaimana
realita yang terjadi di sekeliling kita. Walaupun sudah tahu bulan puasa, masih
saja ada yang berjualan makanan disiang hari. Bolehkah menjual makanan disiang
hari pada saat bulan Ramadlan?
Jawab:
Tidak boleh, karena mendorong terjadinya maksiat. Kecuali menjual makanan untuk
persiapan buka puasa. Referensi:
إعانة
الطالبين الجزء الثالث صحـ : 29 – 30 مكتبة دار الفكر
(وَ) حَرُمَ أَيْضًا ( بَيْعُ نَحْوِ عِنَبٍ مِمَّنْ ) عُلِمَ أَوْ
( ظُنَّ أَنَّهُ يَتَّخِذُهُ مُسْكِرًا) لِلشُّرْبِ وَاْلاَمْرَدِ مِمَّنْ عُرِفَ
بِالْفُجُوْرِ بِهِ وَالدِّيْكِ لِلْمُهَارَشَةِ وَالْكَبْشِ لِلْمُنَاطَحَةِ
وَالْحَرِيْرِ لِرَجُلٍ يَلْبَسَهُ وَكَذَا بَيْعُ نَحْوِ الْمِسْكِ لِكَافِرٍ
يَشْتَرِيْ لِتَطْيِيْبِ الصَّنَمِ وَالْحَيَوَانِ لِكَافِرٍ عُلِمَ أَنَّهُ
يَأْكُلُهُ بِلاَ ذَبْحٍ ِلأَنَّ اْلأَصَحَّ أَنَّ الْكُفَّارَ مُخَاطَبُوْنَ
بِفُرُوْعِ الشَّرِيْعَةِ كَالْمُسْلِمِيْنَ عِنْدَنَا خِلاَفًا ِلأَبِيْ
حَنِيْفَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ فَلاَ يَجُوْزُ اْلإِعَانَةُ عَلَيْهِمَا
وَنَحْوِ ذَلِكَ مِنْ كُلِّ تَصَرُّفٍ يُفْضِيْ إِلَى مَعْصِيَةٍ يَقِيْنًا أَوْ
ظَنًّا وَمَعَ ذَلِكَ يَصِحُّ الْبَيْعُ وَيُكْرَهُ بَيْعُ مَا ذُكِرَ مِمَّنْ
تُوُهِّمَ مِنْهُ ذَلِكَ ( وَقَوْلُهُ مِنْ كُلِّ تَصَرُّفٍ يُفْضِيْ إِلَى
مَعْصِيَةٍ ) بَيَانٌ لِنَحْوٍ وَذَلِكَ كَبَيْعِ الدَّابَّةِ لِمَنْ يُكَلِّفُهَا
فَوْقَ طَاقَتِهَا وَاْلأَمَّةِ عَلَى مَنْ يَتَّخِذُهَا لِغِنَاءٍ مُحَرَّمٍ
وَالْخَشَبِ عَلَى مَنْ يَتَّخِذُهُ آلَةَ لَهْوٍ وَكَإِطْعَامِ مُسْلِمٍ
مُكَلَّفٍ كَافِرًا مُكَلَّفًا فِيْ نَهَارِ رَمَضَانَ وَكَذَا بَيْعُهُ طَعَامًا
عَلِمَ أَوْ ظَنَّ أَنَّهُ يَأْكُلُهُ نَهَارًا ( قَوْلُهُ وَمَعَ ذَلِكَ إِلَخْ )
رَاجِعٌ لِجَمِيْعِ مَا قَبْلَهُ أَيْ وَمَعَ تَحْرِيْمِ مَا ذُكِرَ مِنْ بَيْعِ
نَحْوِ الْعِنَبِ وَمَا ذُكِرَ بَعْدُ يَصِحُّ الْبِيْعُ اهـ
8.
MASUKNYA AIR KE TELINGA SAAT MANDI
Mandi
disaat cuaca panas sangat menyegarkan tubuh, terlebih lagi ketika tubuh gerah
dan berkeringat. Hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang yang tubuhnya mulai
lemas karena berpuasa. Apakah masuknya air tanpa disengaja pada bagian anggota
tubuh semisal telinga dapat membatalkan puasa ?
Jawab
: Membatalkan puasa, kecuali ketika mandi wajib atau sunah. Referensi:
إعانة
الطالبين الجزء الثانى صحـ : 265 مكتبة دار الفكر
(وَالْحَاصِلُ) أَنَّ الْقَاعِدَةَ عِنْدَهُمْ أَنَّ مَا سَبَقَ
لِجَوْفِهِ مِنْ غَيْرِ مَأْمُوْرٍ بِهِ يُفْطِرُ بِهِ أَوْ مِنْ مَأْمُوْرٍ بِهِ
وَلَوْ مَنْدُوْبًا لَمْ يُفْطِرْ وَيُسْتَفَادُ مِنْ هِذِهِ الْقَاعِدَةِ
ثَلاَثَةُ أَقْسَامٍ اَلأَوَّلُ يُفْطِرُ مُطْلَقًا بَالَغَ أَوْ لاَ وَهَذَا
فِيْمَا إِذَا سَبَقَ الْمَاءُ إِلَى جَوْفِهِ فِيْ غَيْرِ مَطْلُوْبٍ
كَالرَّابِعَةِ وَكَانْغِمَاسٍ فِي الْمَاءِ لِكَرَاهَتِهِ لِلصَّائِمِ وَكَغُسْلِ
تَبَرُّدٍ أَوْ تَنَظُفٍ الثَّانِيُّ يُفْطِرُ إِنْ بَالَغَ وَهَذَا فِيْمَا إِذَا
سَبَقَهُ الْمَاءُ فِيْ نَحْوِ الْمَضْمَضَةِ الْمَطْلُوْبَةِ فِيْ نَحْوِ
الْوُضُوْءِ الثَّالِثُ لاَ يُفْطِرُ مُطْلَقًا وَإِنْ بَالَغَ وَهَذَا عِنْدَ
تَنَجُّسِِ الْفَمِّ لِوُجُوْبِ الْمُبَالَغَةِ فِيْ غَسْلِ النَّجَاسَةِ عَلَى
الصَّائِمِ وَعَلَى غَيْرِهِ لِيَنْغَسِلَ كُلُّ مَا فِيْ حَدِّ الظَّاهِرِ اهـ
9.
MEMAKAI OBAT TETES MATA
Kenyataan
dimasyarakat, tidak sedikit yang harus dipertegas kembali mengenai sah dan
tidaknya sebuah ibadah. Contoh kecil, seseorang yang sedang melaksanakan ibadah
puasa mengobati matanya dengan Visin, ternyata obat tetes tersebut sangat
terasa di tenggorokan. Apakah hal tersebut membatalkan puasa ?
Jawab:
Puasanya tidak batal. Karena obat mata yang terasa di tenggorokan itu masuk
melalui pori-pori, bukan lubang yang tembus ke tenggorokan, seperti hidung.
Referensi :
حاشيتا
قليوبي وعميرة الجزء 2 صحـ : 73 مكتبة دار إحياء الكتب العربية
( وَلاَ ) يَضُرُّ ( اَلإِكْتِحَالُ وَإِنْ وَجَدَ طَعْمَهُ ) أَيْ
الْكُحْلِ ( بِحَلْقِهِ ) ِلأَنَّهُ لاَ مَنْفَذَ مِنْ الْعَيْنِ إلَى الْحَلْقِ
وَالْوَاصِلِ إلَيْهِ مِنْ الْمَسَامِّ ( وَكَوْنُهُ ) أَيْ الْوَاصِلِ ( بِقَصْدٍ
فَلَوْ وَصَلَ جَوْفَهُ ذُبَابٌ أَوْ بَعُوضَةٌ أَوْ غُبَارُ الطَّرِيقِ أَوْ
غَرْبَلَةُ الدَّقِيقِ لَمْ يُفْطِرْ ) ِلأَنَّ التَّحَرُّزَ عَنْ ذَلِكَ يَعْسُرُ
وَلَوْ فَتَحَ فَاهُ عَمْدًا حَتَّى دَخَلَ الْغُبَارُ جَوْفَهُ لَمْ يُفْطِرْ
عَلَى اْلأَصَحِّ فِي التَّهْذِيبِ اهـ
10.
PEKERJA BERAT MEMBATALKAN PUASA
Kehidupan
masyarakat yang di bawah garis kemiskinan sangat memperihatinkan. Mereka harus
banting tulang, tidak mengenal lelah demi menutupi kebutuhan anak istrinya.
Pekerjaan beratpun dianggap hal yang biasa, ketimbang tidak sama sekali. Apakah
pekerja berat seperti kuli bangunan, penuai padi dan sesamanya boleh
membatalkan puasa?
Jawab
: Tidak Boleh, kecuali jika dengan puasa akan mengalami kepayahan (masyaqqat).
Referensi:
بشرى
الكريم الجزء 2 صحـ : 72 مكتبة الحرمين
وَيَلْزَمُ
أَهْلَ الْعَمَلِ الْمُشِقِّ فِيْ رَمَضَانَ كَالْحَصَّادِيْنَ وَنَحْوِهِمْ
تَبْيِيْتُ النِّيَةِ ثُمَّ إِنْ لَحِقَهُ مِنْهُمْ مَشَقَّةٌ شَدِيْدَةٌ أَفْطَرَ
وَإِلاَّ فَلاَ وَلاَ فَرْقَ بَيْنَ اْلأَجِيْرِ وَالْغَنِيِّ وَغَيْرِهِ أَوْ
الْمُتَبَرِّعِ وَإِنْ وَجَدَ غَيْرَهُ وَتَأْتَّى لَهُم الْعَمَلُ لَيْلاً اهـ
11.
JUMLAH QADLA PUASA TIDAK DIKETAHUI
Pintu
taubat belum tertutup, selama nyawa masih dikandung badan dan
bersungguh-sungguh insya Allah akan terampuni. Namun bertaubat tidak cukup
hanya dengan penyesalan, disamping itu juga harus meng-qadlâ’-i semua kewajiban
yang telah ditinggalkan, termasuk puasa. Berapakah puasa yang harus di-qadlâ’,
bila seseorang lupa jumlah puasa yang ditinggalkannya ?
Jawab
: Wajib meng-qadlâ’ puasa sampai yakin sudah dikerjakan semua. Referensi:
& حواشي الشرواني الجزء 3 صحـ : 396 مكتبة دار إحياء ااتراث
العربي
وَلَوْ
عَلِمَ أَنَّهُ صَامَ بَعْضَ اللَّيَالِي وَبَعْضَ اْلأَيَّامِ وَلَمْ يَعْلَمْ
مِقْدَارَ اْلأَيَّامِ الَّتِي صَامَهَا فَظَاهِرٌ أَنَّهُ يَأْخُذُ بِالْيَقِينِ
فَمَا تَيَقَّنَهُ مِنْ صَوْمِ اْلأَيَّامِ أَجْزَأَهُ وَقَضَى مَا زَادَ عَلَيْهِ
سم اهـ
& إحياء علوم الدين الجزء الرابع صحـ : 35 مكتبة الهداية
فَإِنْ
شَكَّ فِيْ عَدَدِ مَا فَاتَهُ مِنْهَا حُسِبَ مِنْ مُدَّةِ بُلُوْغِهِ وَتُرِكَ
الْقَدْرُ الَّذِىْ يُسْتَيْقَنُ أَنَّهُ أَدَّاهُ وَيَقْضِى الْبَاقِىَ وَلَهُ
أَنْ يَّأخُذَ فِيْهِ بِغَالِبِ الظَّنِّ وَيَصِلَ إِلَيْهِ عَلَى سَبِيْلِ
التَّحَرِّىْ وَاْلإِجْتِهَادِ وَأَمَّا الصَّوْمُ فَإِنْ كَانَ قَدْ تَرَكَهُ فِيْ
سَفَرٍ وَلَمْ يَقْضِهِ أَوْ أَفْطَرَ عَمْدًا أَوْ نَسِيَ النِّيَّةَ بِاللَّيْلِ
وَلَمْ يَقْضِ فَيُتَعَرَّفُ مَجْمُوْعُ ذَلِكَ بِالتَّحَرِّىْ وَاْلإِجْتِهَادِ
وَيَشْتَغِلُ بِقَضَائِهِ اهـ
12.
PUASA WANITA YANG BELUM MANDI BESAR
Sebagaimana
telah diketahui, bagi perempuan ketika keluar darah haid tidak boleh melakukan
sebuah ibadah yang mensyaratkan niat atau suci dari hadats, seperti: shalat,
thawaf dan sesamanya. Begitu pula sebaliknya, ia harus segera melakukan ibadah
fardlu saat darah haid mulai berhenti. Sahkah ibadah puasanya perempuan yang
sudah mampet dari haidnya akan tetapi belum mandi besar ?
Jawab:
Sah. Referensi:
& حاشيتا قليوبي وعميرة الجزء 1 صحـ : 115 مكتبة دار إحياء الكتب
العربية
( فَإِذَا انْقَطَعَ ) أَيْ الْحَيْضُ ( لَمْ يَحِلَّ قَبْلَ
الْغُسْلِ ) مِمَّا حَرُمَ ( غَيْرُ الصَّوْمِ وَالطَّلاَقِ ) فَيَحِلاََّنِ
لاِنْتِفَاءِ مَانِعِ اْلأَوَّلِ وَالْمَعْنَى الَّذِي حَرُمَ لَهُ الثَّانِي
قَوْلُهُ ( غَيْرُ الصَّوْمِ وَالطَّلاَقِ ) أَيْ وَالطُّهْرُ كَمَا فِي الْمَنْهَجِ
وَعَلَّلَ الشَّارِحُ اْلأَوَّلَيْنِ ِلأَنَّهُ لَمْ يَذْكُرْ الثَّالِثَ
وَعَلَّلَ الثَّلاَثَةَ فِي الْمَنْهَجِ بِقَوْلِهِ لاِنْتِفَاءِ عِلَّةِ
التَّحْرِيمِ وَهِيَ الْمَانِعُ فِي الصَّوْمِ وَطُولُ الْمُدَّةِ فِي الطَّلاَقِ
وَالتَّلاَعُبُ فِي الطُّهْرِ وَقِيلَ عِلَّةُ اْلأَوَّلِ اجْتِمَاعُ
الْمُضْعِفَيْنِ كَمَا مَرّ اهـ
13.
PAK SOPIR SERING MEMBATALKAN PUASA
Menikah
dan berkeluarga bukan pekerjaan mudah, butuh kesiapan dzahir dan batin. Taruh
saja sopir bus yang setiap harinya jauh dari keluarga karena tuntutan ekonomi.
kehidupannya selalu di perjalanan menuju satu kota ke kota yang lain demi anak
dan istri. Apakah bagi pak sopir setiap harinya diperbolehkan membatalkan puasa
mengingat ia selalu bepergian ?
Jawab:
Tidak boleh, karena akan meninggalkan kewajiban puasa selama-lamanya, kecuali
ada niat meng-qadlâ’ puasa. Namun menurut Ibn Hajâr selama dalam bepergian
boleh membatalkan puasa. Referensi :
كاشفا
ة السجا صحـ :
وَالصَّوْمُ
لِلْمُسَافِرِ أَفْضَلُ مِنَ الْفِطْرِ إِنْ لَمْ يَشُقَّ عَلَيْهِ ِلأَنَّ فِيْهِ
بَرَاءَة َلذِّمَّةِ فَإِنْ شَقَّ عَلَيْهِ بِأَنْ لَحِقَهُ مِنْهُ نَحْوُ أَلَمٍ
يَشُقُّ احْتِمَالُهُ عَادَةً فَالْفِطْرُ أَفْضَلُ أَمَّا إذَا خَشِيَ مِنْهُ
تَلَفَ مَنْفَعَةِ عُضْوٍ فَيَجِبُ الْفِطْرُ فَإِنْ صَامَ عَصَى وَأَجْزَأَهُ
وَمَحَلُّ جَوَازِ الْفِطْرِ لِلْمُسَافِرِ إِذَا رَجَا إِقَامَةً يَقْضِيْ
فِيْهَا وَإِلاَّ بِأَنْ كَانَ مُدِيْمًا لَهُ وَلَمْ يُرْجَ ذَلِكَ فَلاَ
يَجُوْزُ لَهُ الْفِطْرُ عَلَى الْمُعْتَمَدِ ِلأَدَائِهِ إِلَى إِسْقاَطِ
الْوُجُوْبِ بِالْكُلِّيَّةِ قَالَ ابْنُ حَجَرٍ بِالْجَوَازِ فَائِدَتُهُ فِيْمَا
إِذَا أَفْطَرَ فِيْ أَيَّامِ الطَّوِيْلَةِ أَنْ يَّقْضِيَهُ فِيْ أَيَّامٍ
أَقْصَرُ مِنْهَا إِنْتَهَى مِنَ الشَّرْقَاوِي وَالزِّيَادِي اهـ
حاشيتا
قليوبي وعميرة الجزء 2 صحـ : 88 مكتبة دار إحياء الكتب العربية
كَذَا
قَالَهُ شَيْخُنَا وَنَقَلَ الْعَلاَمَةُ ابْنُ قَاسِمٍ عَنْ شَيْخِنَا
الرَّمْلِيِّ أَنَّهُ يَكْفِي تَمَكُّنُهُ فِي الْعَامِ اْلأَوَّلِ وَبِهَذَا
عُلِمَ أَنَّهُ لاَ فِدْيَةَ عَلَى نَحْوِ الْهَرَمِ بِتَأْخِيرِ الْفِدْيَةِ
لِعَدَمِ الْقَضَاءِ فِيهِ وَلاَ عَلَى مُدِيمِ السَّفَرِ لاِسْتِمْرَارِ عُذْرِهِ
كَمَا مَرَّ اهـ
إعانة
الطالبين الجزء الثانى صحـ : 267 مكتبة دار الفكر
وَيسْتَثْنَى
مِنْ جَوَازِ الْفِطْرِ بِالسَّفَرِ مُدِيْمُ السَّفَرِ فَلاَ يُبَاحُ لَهُ
الْفِطْرُ ِلأَنَّهُ يُؤَدِّيْ إِلَى إِسْقَاطِ الْوُجُوْبِ بِالْكُلَّيَّةِ إِلاَّ
أَنْ يَقْصِدَ قَضَاءً فِيْ أَيَّامٍ أَخَرَ فِيْ سَفَرِهِ وَمِثْلُهُ مَنْ عَلِمَ
مَوْتَهُ عَقِبَ الْعِيْدِ فَيَجِبُ عَلَيْهِ الصَّوْمُ إِنْ كَانَ قَادِرًا
فَجَوَازُ الْفِطْرِ لِلْمُسَافِرِ إِنَّمَا هُوَ فِيْمَنْ يَرْجُوْ إِقَامَةً
يَقْضِيْ فِيْهَا وَهَذَا هُوَ مَا جَرَى عَلَيْهِ السُّبُكِيُّ وَاسْتَظْهَرَهُ
فِي النِّهَايَةِ اهـ
14.
MENELAN LUDAH KETIKA GUSI BERDARAH
Dalam
melaksanakan ritual puasa banyak hal yang perlu diketahui terkait masalah batal
dan tidaknya puasa. Sebut saja kang Asror, entah karena apa, disaat sedang
berpuasa gusinya sering mengeluarkan darah. akibatnya percampuran air ludah dan
darah sulit dihindari. Hal ini akan menjadi problem ketika ia mau menelan
ludahnya. Apakah puasanya kang Asror batal saat menelan ludah ?
Jawab
: Batal, kecuali jika darah yang keluar dari gusi tersebut terus menerus.
Dengan demikian hal itu termasuk masyaqqat. Referensi:
& بُغْيَةُ المْسُتَرْشِدِيْنَ للِسَيّدِ باعَلَوِي الحضرمي صحـ
: 182 مكتبة دار الفكر
(مَسْأَلَةُ ك) يُعْفَى عَنْ دَمِّ اللِّثَّةِ الَّذِيْ يَجْرِيْ
دَائِماً أَوْ غَالِباً وَلاَ يُكَلَّفُ غَسْلٌ فِيْهِ لِلْمَشَقَّةِ بِخِلاَفِ
مَا لَوِ احْتَاجَ لِلْقَيْءِ بِقَوْلِ طَبِيْبٍ فَالَّذِيْ يَظْهَرُ الْفِطْرُ
بِذَلِكَ نَظِيْرُ إِخْرَاجِ الذُّبَابَةِ وَلَوِ ابْتُلِيَ بِدُوْدٍ فِيْ
بَاطِنِهِ فَأَخْرَجَهُ بِنَحْوِ أُصْبُِعِهِ لَمْ يُفْطِرْ إِنْ تَعَيَّنَ
طَرِيْقاً قِيَاسًا عَلَى إِدْخَالِهِ الْبَاسُوْرَ بِهِ اهـ
& أسنى المطالب الجزء 1 صـ : 417 مكتبة دار الكتاب الإسلامي
وَيُفْطِرُ
بِهِ إنْ تَنَجَّسَ كَمَنْ دَمِيَتْ لِثَتُهُ أَوْ أَكَلَ شَيْئًا نَجْسًا وَلَمْ
يَغْسِلْ فَمَهُ حَتَّى أَصْبَحَ وَإِنِ ابْيَضَّ رِيقُهُ ( قَوْلُهُ كَمَنْ
دَمِيَتْ لِثَتُهُ ) قَالَ اْلأَذْرَعِيُّ لاَ يَبْعُدُ أَنْ يُقَالَ مَنْ عَمَّتْ
بَلْوَاهُ بِدَمِ لِثَتِهِ بِحَيْثُ يَجْرِي دَائِمًا أَوْ غَالِبًا أَنَّهُ
يُتَسَامَحُ بِمَا يَشُقُّ اَلإِحْتِرَازُ عَنْهُ وَيَكْفِي بَصْقُهُ الدَّمَ
وَيُعْفَى عَنْ أَثَرِهِ وَلاَ سَبِيلَ إلَى تَكْلِيفِهِ غَسْلُهِ جَمِيعَ
نَهَارِهِ إِذَا الْفَرْضُ أَنَّهُ يَجْرِي دَائِمًا أَوْ يَتَرَشَّحُ وَرُبَّمَا
إِذَا غَسَلَهُ زَادَ جَرَيَانُهُ اهـ
& تحفة المحتاج في شرح المنهاج الجزء 1 صحـ : 321 مكتبة دار
إحياء التراث العربي
وَتَقَدَّمَ
عَنْ ع ش أَنَّهُ لَوِ ابْتُلِيَ شَخْصٌ بِدَمْيِ اللِّثَةِ بِأَنْ يَكْثُرَ
وُجُودُهُ مِنْهُ بِحَيْثُ يَقِلُّ خُلُوُّهُ عَنْهُ يُعْفَى عَنْهُ اهـ
15.
MENETESKAN OBAT DI TELINGA
Kesehatan
jasmani sangat mahal harganya. Orang yang menderita sakit, meskipun hanya
ditelinga, akan kebingungan karenanya. Bahkan berbagai upaya ia lakukan demi
kesembuhan penyakitnya. Sahkah puasa seseorang yang menaruh obat dilubang
telinganya, mengingat ia merasa kesakitan ?
Jawab:
Sah, jika yakin obat tersebut bisa menyembuhkan atau menghilangkan rasa sakit,
karena termasuk dlarûrat. Referensi:
& بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي صحـ : 182 مكتبة دار
الفكر
(فَائِدَةٌ) اُبْتُلِيَ بِوَجَعٍ فِيْ أُذُنِهِ لاَ يُحْتَمَلُ
مَعَهُ السُّكُوْنُ إِلاَّ بِوَضْعِ دَوَاءٍ يُسْتَعْمَلُ فِيْ دُهْنٍ أَوْ قُطْنٍ
وَتَحَقَّقَ التَّخْفِيْفُ أَوْ زَوَالُ اْلأَلَمِ بِهِ بِأَنْ عَرَفَ مِنْ
نَفْسِهِ أَوْ أَخْبَرَهُ طَبِيْبٌ جَازَ ذَلِكَ وَصَحَّ صَوْمُهُ لِلضَّرُوْرَةِ
اهـ فتاوي باحويرث
16.
MENGGOSOK GIGI DENGAN PASTA GIGI
Sering
kita temui, ketika seseorang bersiwakan atau menggosok gigi, alat siwak atau
sikat giginya dibasahi dengan air. Hal ini sangat rawan sekali, air bekas
basuhan alat siwak atau sikat gigi tersebut ikut tertelan bersamaan dengan
ludah. Apakah hal yang demikian dapat membatalkan puasa ?
Jawab:
Batal, jika air yang digunakan untuk membasahi siwak atau sikat gigi tersebut
ikut tertelan. Referensi:
& حاشية الجمل الجزء 2 صحـ : 230 مكتبة دار الفكر
( قَوْلُهُ أَوْ مُخْتَلِطًا بِغَيْرِهِ ) مِثْلُهُ مَا لَوْ بَلَّ
خَيْطًا بِرِيقِهِ وَرَدَّهُ إلَى فَمِهِ كَمَا يُعْتَادُ عِنْدَ الْفَتْلِ
وَعَلَيْهِ رُطُوبَةٌ تَنْفَصِلُ وَابْتَلَعَهَا أَوِ ابْتَلَعَ رِيقَهُ
مَخْلُوطًا بِغَيْرِهِ الطَّاهِرِ كَمَنْ فَتَلَ خَيْطًا مَصْبُوغًا تَغَيَّرَ
رِيقُهُ بِهِ أَيْ وَلَوْ بِلَوْنٍ أَوْ رِيحٍ فِيمَا يَظْهَرُ مِنْ إِطْلاَقِهِمْ
إنِ انْفَصَلَتْ عَيْنٌ مِنْهُ لِسُهُولَةِ التَّحَرُّزِ عَنْ ذَلِكَ وَمِثْلُهُ
كَمَا فِي اْلأَنْوَارِ مَا لَوِ اسْتَاكَ وَقَدْ غَسَلَ السِّوَاكَ وَبَقِيَتْ
فِيهِ رُطُوبَةٌ تَنْفَصِلُ وَابْتَلَعَهَا وَخَرَجَ بِذَلِكَ مَا لَوْ لَمْ
يَكُنْ عَلَى الْخَيْطِ مَا يَنْفَصِلُ بِفَتْلِهِ أَوْ عَصْرِهِ أَوْ لِجَفَافِهِ
فَإِنَّهُ لاَ يَضُرُّ اهـ
17.
MASUKNYA DAHAK KE DALAM PERUT
Seseorang
yang terserang penyakit flu, biasanya hidung tersumbat akibat banyaknya dahak
di dalamnya. Terkadang dahak tersebut tertelan dengan sendirinya karena
sulitnya untuk menahan agar tidak tertelan. Batalkah puasa seseorang yang di
rongga hidungnya terdapat dahak, kemudian masuk ke dalam perutnya ?
Jawab:
Dipeinci;
-
Jika telah mencapai batas luar tenggorokan, maka haram menelan dan membatalkan
puasa.
-
Jika masih di batas dalam tenggorokan, maka boleh dan tidak membatalkan puasa.
Yang
dimaksud batas luar menurut pendapat Imam Nawawi (mu’tamad) adalah makhroj
huruf kha’ (ح), dan dibawahnya
adalah batas dalam. Sedangkan menurut sebagian ulama’ batas luar adalah makhroj
huruf kho’(خ), dan di bawahnya adalah batas dalam.
Referensi:
& كفاية الأخيار الجزء الأول صحـ : 205 مكتبة دار إحياء الكتب
وَلَوْ
نَزَلَتْ نُخَامَةٌ مِنْ رَأْسِهِ وَصَارَتْ فَوْقَ الْحُلْقُوْمِ نُظِرَ إِنْ لَمْ
يَقْدِرْ عَلَى إِخْرَاجِهَا ثُمَّ نَزَلَتْ إِلَى الْجَوْفِ لَمْ يُفْطِرْ وَإِنْ
قَدَرَ عَلَى إِخْرَاجِهَا وَتَرَكَهَا حَتَّى نَزَلَتْ بِنَفْسِهَا أَفْطَرَ
أَيْضًا لِتَقْصِيْرِهِ اهـ
18.
MAKAN KARENA LUPA
Sering
terjadi, seseorang yang sedang puasa pada awal-awal bulan Ramadlan, lupa akan
puasanya. Akhirnya ia makan dengan sepuas-puasnya hingga kekenyangan. Apakah
puasa dalam kasus diatas dihukumi batal mengingat ia makan sampai kekenyangan ?
Jawab:
Terjadi perbedaan pendapat. Menurut Imam an-Nawâwi hukum puasanya tidak batal.
Sementara menurut Imam ar-Rôfi'i batal. Referensi:
& كفاية الأخيار الجزء الأول صحـ : 206 مكتبة دار إحياء الكتب
وَلَوْ
أَكَلَ نَاسِيًا لِلصَّوْمِ لَمْ يُفْطِرْ فِي الصَّحِيحَيْنِ مَنْ نَسِيَ وَهُوَ
صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ
وَسَقَاهُ فَلَوْ كَثُرَ وَجْهَانِ اَْلأَصَحُّ عِنْدَ الرَّافِعِيّ يُفْطِرُ
ِلأَنَّ النِّسْيَانَ مَعَ الْكَثْرَةِ نَادِرٌ وَلِهَذَا قُلْنَا تَبْطُلُ
الصَّلاَةُ بِالْكَلاَمِ الْكَثِيرِ وَإِنْ كَانَ نَاسِيًا وَاْلأَصَحُّ عِنْدَ
النَّوَوِيّ أَنَّهُ لاَ يُفْطِرُ لِعُمُوْمِ اْلأَخْبَارِ وَلَيْسَ الصَّوْمُ
كَالصَّلاَةِ وَالْفَرْقُ أَنَّ لِلصَّلاَةِ أَفْعَالاً وَأَقْوَالاً تُذَكِّرِهُ
الصَّلاَةُ فَيَنْدُرُ وُقُوْعُ ذَلِكَ مِنْهُ بِخِلاَفِ الصَّوْمِ اهـ
19.
MENDUGA WAKTU BERBUKA SUDAH TIBA
Sambil
menunggu buka puasa, biasanya masyarakat mencari kesibukan masing-masing,
semisal ngaji, mendengarkan siraman rohani dsb. Tiba-tiba ketika menjelang
maghrib, ternyata listrik padam disertai mendung menyelimuti langit. Sehingga
mereka kesulitan mencari informasi waktu adzan Magrib. Karena sudah lama
menunggu, akhirnya mereka menduga bahwa waktu berbuka puasa telah tiba. Namun
di tengah-tengah berbuka, mereka mendengar adzan Maghrib baru dikumandangkan.
Sahkah puasa seseorang sebagaimana deskripsi di atas ?
Jawab
: Puasanya tidak sah dan wajib meng-qadlâ’, kalau memang saat ia berbuka, waktu
maghrib belum tiba. Referensi:
& كفاية الأخيار الجزء الأول صحـ : 206 مكتبة دار إحياء الكتب
وَأَمَّا
مَعْرِفَةُ طَرَفَيِ النَّهَارِ فَلاَ بُدََّ مِنْ ذَلِكَ فِي الْجُمْلَةِ
لِصِحَّةِ الصَّوْمِ وَحَتَّى لَوْ نَوَى بَعْدَ طُلُوْعِ الْفَجْرِ لاَ يَصِحُّ
صَوْمُهُ أَوْ أَكَلَ مُعْتَقِدًا أَنَّهُ لَيْلٌ وَكَانَ قَدْ طَلَعَ الْفَجْرُ
لَزِمَهُ الْقَضَاءُ وَكَذَا لَوْ أَكَلَ مُعْتَقِدًا أَنَّهُ قَدْ دَخَلَ
اللَّيْلُ ثُمَّ بَانَ خِلاَفُهُ لَزِمَهُ الْقَضَاءُ اهـ
20.
PUASANYA ORANG PINGSAN
Entah
karena apa, seseorang yang sedang berpuasa pingsan disiang hari, kemudian
siuman kembali sesaat sebelum maghrib tiba. Apakah puasanya tetap sah dalam
kasus di atas ?
Jawab:
Menurut Imam ar-Romli hukum puasanya tetap sah, jika disiang harinya siuman
walaupun sebentar. Referensi:
& حاشية الجمل الجزء 2 صحـ : 324 مكتبة دار الفكر
( قَوْلُهُ وَلاَ إغْمَاءٌ أَوْ سُكْرٌ بَعْضَهُ ) عِبَارَةُ
أَصْلِهِ مَعَ شَرْحِ م ر وَاْلأَظْهَرُ أَنَّ اَْلإغْمَاءَ لاَ يَضُرُّ إذَا
أَفَاقَ لَحْظَةً مِنْ نَهَارِهِ أَيَّ لَحْظَةٍ كَانَتْ اكْتِفَاءً بِالنِّيَّةِ
مَعَ اَْلإفَاقَةِ فِي جُزْءٍ ِلأَنَّهُ فِي اَلإِسْتِيلاَءِ عَلَى الْعَقْلِ
فَوْقَ النَّوْمِ وَدُونَ الْجُنُونِ فَلَوْ قُلْنَا إنَّ الْمُسْتَغْرِقَ مِنْهُ
لاَ يَضُرُّ كَالنَّوْمِ لألحَقْنَا اْلأَقْوَى بِاْلأَضْعَفِ وَلَوْ قُلْنَا إنَّ
اللَّحْظَةَ مِنْهُ تَضُرُّ كَالْجُنُونِ لألحَقْنَا الأَضْعَفِ ِاْلأَقْوَى
فَتَوَسَّطْنَا وَقُلْنَا إنَّ اَْلإفَاقَةَ فِي لَحْظَةٍ كَافِيَةٌ وَالثَّانِي
يَضُرُّ مُطْلَقًا وَالثَّالِثُ لاَ يَضُرُّ إذَا أَفَاقَ أَوَّلَ النَّهَارِ اهـ
21.
MEMBATALKAN PUASA SUNAH
Sebagaimana
kita ketahui, bahwa membatalkan puasa wajib seperti puasa Ramadlan hukumnya
tidak boleh jika tidak ada udzur. Bagaimana hukum membatalkan puasa sunah?
Jawab
: Makruh, jika tidak ada udzur. Referensi:
& كفاية الأخيار في حل غاية الإختصار الجزء 1 صحـ : 215 مكتبة
دار إحياء الكتب
وَمَنْ
شَرَعَ فِيْ صَوْمِ تَطَوُّعٍ لَمْ يَلْزَمْهُ إِتْمَامُهُ وَيُسْتَحَبُّ لَهُ
اَلإِتْمَامُ فَلَوَ خَرَجَ مِنْهُ فَلاَ قَضَاءَ لَكِنْ يُسْتَحَبُّ وَهَلْ
يُكْرَهُ أَنْ يُخْرِجَ مِنْهُ ؟ نَظَرٌ إِنْ خَرَجَ لِعُذْرٍ لَمْ يُكْرَهْ وَ
إِلاَّ كُرِهَ وَمِنَ الْعُذْرِ أَنْ يُعَزَّ عَلَى مَنْ يُضِيْفُهُ امْتِنَاعُهُ
مِنَ اْلأَكْلِ اهـ
22.
MASUKNYA DEBU KE MULUT
Ketika
musim kemarau tiba, biasanya debu halus beterbangan kemana-mana akibat tiupan
angin yang lumayan kencang, lebih-lebih di daerah yang tanahnya tandus. Apakah
masuknya debu ke mulut dapat membatalkan puasa?
Jawab:
Tidak batal, asalkan tidak disengaja. Namun bila disengaja, seperti membuka
mulutnya, maka terjadi perbedaan pendapat, menurut qaul Ashah tetap tidak
batal. Referensi:
& المجموع الجزء 6 صحـ : 358 مطبعة المنيرية
( فَرْعٌ ) اتَّفَقَ أَصْحَابُنَا عَلَى أَنَّهُ لَوْ طَارَتْ
ذُبَابَةٌ فَدَخَلَتْ جَوْفَهُ أَوْ وَصَلَ إلَيْهِ غُبَارُ الطَّرِيقِ أَوْ
غَرْبَلَةُ الدَّقِيقِ بِغَيْرِ تَعَمُّدٍ لَمْ يُفْطِرْ قَالَ أَصْحَابُنَا وَلاَ
يُكَلَّفُ إطْبَاقُ فَمِهِ عِنْدَ الْغُبَارِ وَالْغَرْبَلَةِ ِلأَنَّ فِيهِ
حَرَجًا فَلَوْ فَتَحَ فَمَهُ عَمْدًا حَتَّى دَخَلَهُ الْغُبَارُ وَوَصَلَ
جَوْفَهُ فَوَجْهَانِ حَكَاهُمَا الْبَغَوِيُّ وَالْمُتَوَلِّيُ وَغَيْرُهُمَا
قَالَ الْبَغَوِيُّ ( أَصَحُّهُمَا ) لاَ يُفْطِرُ ِلأَنَّهُ مَعْفُوٌّ عَنْ
جِنْسِهِ ( وَالثَّانِيُّ ) يُفْطِرُ لِتَقْصِيرِهِ وَهُوَ شَبِيهٌ بِالْخِلاَفِ
السَّابِقِ فِي دَمِ الْبَرَاغِيثِ إذَا كَثُرَ وَفِيمَا إذَا تَعَمَّدَ قَتْلَ
قَمْلَةٍ فِي ثَوْبِهِ وَصَلَّى وَنَظَائِرِ ذَلِكَ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ اهـ
23.
AIR MASUK KETELINGA SAAT MANDI
Sepasang
pasutri dimalam bulan Ramadlan melakukan hubungan intim. Anehnya pada saat
waktu sahur, mereka tidak langsung mandi besar akan tetapi menunggu waktu subuh
tiba. Akibatnya, saat mereka mandi besar telinganya kemasukan air, sementara
mereka dalam keadaan puasa. Apakah telinga yang kemasukan air ketika mandi
besar dapat membatalkan puasa ?
Jawab:
Tidak mambatalkan puasa. Referensi:
& الفتاوى الفقهية الكبرى الجزء 2 صحـ : 74 مكتبة الإسلامية
( وَسُئِلَ ) فَسَّحَ اللَّهُ فِي مُدَّتِهِ عَنِ الصَّائِمِ إذَا
دَخَلَ الْمَاءُ فِي أُذُنَيْهِ لِغَسْلِ مَا ظَهَرَ مِنْهُمَا عَنْ جَنَابَةٍ
أَوْ لِنَحْوِ جُمْعَةٍ فَسَبَقَهُ الْمَاءُ إلَى بَاطِنِهِمَا فَهَلْ يُفْطِرُ
أَوْ لاَ (فَأَجَابَ) بِقَوْلِهِ لاَ يُفْطِرُ بِذَلِكَ كَمَا ذَكَرَهُ بَعْضُهُمْ
وَإِنْ بَالَغَ لاِسْتِيفَاءِ الْغُسْلِ كَمَا لَوْ سَبَقَ الْمَاءُ مَعَ
الْمُبَالَغَةِ لِغَسْلِ نَجَاسَةِ الْفَمِ وَإِنَّمَا أَفْطَرَ بِالْمُبَالَغَةِ
فِي الْمَضْمَضَةِ لِحُصُولِ السُّنَّةِ بِمُجَرَّدِ وَضْعِ الْمَاءِ فِي الْفَمِ
فَالْمُبَالَغَةُ تَقْصِيرٌ وَهُنَا لاَ يَحْصُلُ مَطْلُوبُهُ مِنْ غَسْلِ
الصِّمَاخِ إلاَ بِالْمُبَالَغَةِ غَالِبًا فَلاَ تَقْصِيرَ اهـ
24.
MENYENTUH ANUS BAGI ORANG PUASA
Ber-istinjâ’
harus dilakukan dengan maksimal supaya kotoran dapat benar-benar dibersihkan.
Di sisi lain, bagi orang yang berpuasa masuknya jari ke rongga dubur dapat
membatalkan puasa. Sebatas mana masuknya jari ke rongga dubur dapat membatalkan
puasa ?
Jawab:
Ketika jari-jari masuk ke bagian dalam anus. Jika hanya menyentuh permukaan
anus, maka tidak membatalkan. Referensi:
& الفتاوى الفقهية الكبرى الجزء 2 صحـ : 74 مكتبة الإسلامية
وَمُلَخَّصُ
عِبَارَتِهِ يَنْبَغِي لِلصَّائِمِ حِفْظُ أُصْبُعِهِ حَالَ اَلإِسْتِنْجَاءِ مِنْ
مَسْرَبَتِهِ فَإِنَّهُ لَوْ دَخَلَ فِيهِ أَدْنَى شَيْءٍ مِنْ رَأْسِ
أُنْمُلَتِهِ بَطَلَ صَوْمُهُ قَالَ السُّبْكِيُّ وَهُوَ ظَاهِرٌ إنْ وَصَلَ
لِلْمَكَانِ الْمُجَوَّفِ أَمَّا أَوَّلُ الْمَسْرَبَةِ الْمُنْطَبِِِقِ فَإِنَّهُ
لاَ يُسَمَّى جَوْفًا فَلاَ فِطْرَ بِالْوُصُولِ إلَيْهِ اهـ
25.
DAMPAK TIDAK GOSOK GIGI SEHABIS SAHUR
Mas
Paijo sehabis sahur langsung tidur lagi tanpa terlebih dahulu menggosok gigi.
Akibatnya, sisa-sisa makanan masih terselip diantara sela-sela gigi-giginya.
Disiang harinya, sisa-sisa makanan tersebut ada yang terbawa ketika menelan air
ludahnya.
Pertanyaan
:
a.
Apakah puasa mas Paijo batal dalam kasus di atas ?
b.
Wajibkah bagi mas Paijo menggosok gigi pada malam harinya, supaya mulut dalam
keadaan bersih ketika berpuasa ?
Jawab:
a.
Batal, jika pada saat menelan ludahnya ia mampu mengeluarkan sisa makanan
tersebut.
b.
Tidak wajib, namun hal itu sangat dianjurkan. Referensi:
& فتاوى الرملي الجزء 2 صحـ : 72 مكتبة الإسلامية
( سُئِلَ ) عَنْ قَوْلِ الْمِنْهَاجِ وَلَوْ بَقِيَ طَعَامٌ بَيْنَ
أَسْنَانِهِ فَجَرَى بِهِ رِيْقُهُ لَمْ يُفْطِرْ إنْ عَجَزَ عَنْ تَمْيِيزِهِ
وَمَجِّهِ هَلْ مُرَادُهُ بِالْعَجْزِ عَنْ التَّمْيِيزِ وَالْمَجِّ فِي حَالَةِ
جَرْيِهِ فَقَطْ حَتَّى لَوْ قَدَرَ عَلَى إخْرَاجِهِ مِنْ بَيْنِ أَسْنَانِهِ فَلَمْ
يَفْعَلْ لاَ يُفْطِرُ أَوْ مُرَادُهُ أَعَمُّ مِنْ أَنْ يَكُونَ بَيْنَ
اْلأَسْنَانِ أَوْ حَالَةَ الْجَرْيِ ( فَأَجَابَ ) بِأَنَّ مُرَادَهُ بِالْعَجْزِ
عَنْ التَّمْيِيزِ وَالْمَجِّ فِي حَالَةِ جَرْيِهِ وَإِنْ قَدَرَ وَلَوْ نَهَارًا
عَلَى إخْرَاجِهِ مِنْ بَيْنِ أَسْنَانِهِ فَلَمْ يَفْعَلْ اهـ
& نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج الجزء 3 صحـ : 172 مكتبة دار
الفكر
(وَهَلْ يَجِبُ عَلَيْهِ الْخِلاَلُ لَيْلاً إذَا عَلِمَ بَقَايَا
بَيْنَ أَسْنَانِهِ يَجْرِي بِهَا رِيقُهُ نَهَارًا وَلاَ يُمْكِنُهُ التَّمْيِيزُ
وَالْمَجُّ) اْلأَوْجَهُ كَمَا هُوَ ظَاهِرُ كَلاَمِهِمْ عَدَمُ الْوُجُوبِ
وَيُوَجَّهُ بِأَنَّهُ إنَّمَا يُخَاطَبُ بِوُجُوبِ التَّمْيِيزِ وَالْمَجِّ
عِنْدَ الْقُدْرَةِ عَلَيْهِمَا فِي حَالِ الصَّوْمِ فَلاَ يَلْزَمُهُ تَقْدِيمُ
ذَلِكَ عَلَيْهِ لَكِنْ يَنْبَغِي أَنْ يَتَأَكَّدَ لَهُ ذَلِكَ لَيْلاًوَأَشَارَ
اْلأَذْرَعِيُّ إلَى أَنَّ مَحَلَّ إيجَابِهِ عِنْدَ مَنْ يَقُولُ بِالْفِطْرِ
مِمَّا تَعَذَّرَ تَمْيِيزُهُ وَمَجُّهُ وَقَدْ أَفْتَى الْوَالِدُ رَحِمَهُ
اللَّهُ تَعَالَى بِأَنَّ مُرَادَهُ بِالْعَجْزِ عَنْ التَّمْيِيزِ وَالْمَجِّ فِي
حَالَةِ صَيْرُورَتِهِ وَإِنْ قَدَرَ عَلَى إخْرَاجِهِ مِنْ بَيْنِ أَسْنَانِهِ
فَلَمْ يَفْعَلْ اهـ
26.
MENINGGAL SEBELUM MENG-QADLÂ’ PUASA
Pak
Durahem mempunyai tanggungan qadlâ’ puasa, karena pada saat bulan Ramadlan Ia
menderita sakit. Setelah sembuh dari sakitnya, Ia tidak segera meng-qadlâ’-i
puasanya dan beralasan bahwa bulan Ramadlan yang akan datang masih lama. Namun
tak disangka-sangka ternyata ajal menjemputnya sebelum Ia sempat
meng-qadlâ’-inya. Apakah ia termasuk meninggal dalam keadaan maksiat ?
Jawab
: Menurut pendapat yang kuat, ia tidak termasuk meninggal dalam keadaan
maksiat. Referensi :
& فتاوى الرملي الجزء 2 صحـ : 63 مكتبة الإسلامية
( سُئِلَ ) عَمَّنْ فَاتَهُ شَيْءٌ مِنْ رَمَضَانَ بِعُذْرٍ
وَمَاتَ مِنْ غَيْرِ قَضَائِهِ بَعْدَ تَمَكُّنِهِ مِنْهُ هَلْ يَمُوتُ بِهِ
عَاصِيًا أَوْ لاَ وَمَا الْمَنْقُولُ فِي ذَلِكَ مَبْسُوطًا مَعْزُوًّا
لِقَائِلِهِ ( فَأَجَابَ ) بِأَنَّهُ يَمُوتُ عَاصِيًا وَعِصْيَانُهُ مِنْ آخِرِ
زَمَنِ اَْلإمْكَانِ وَعِبَارَةُ جَمْعِ الْجَوَامِعِ وَمَنْ أَخَّرَ مَعَ ظَنِّ
السَّلاَمَةِ فَالصَّحِيحُ لاَ يَعْصِي بِخِلاَفِ مَا وَقْتُهُ الْعُمْرُ
كَالْحَجِّ وَقَالَ الْعِرَاقِيُّ فِي شَرْحِهَا أَمَّا الْمُوَسَّعُ بِمُدَّةِ
الْعُمْرِ كَالْحَجِّ وَقَضَاءِ الْفَائِتَةِ بَعْدَ زَمَانِهِ يَعْصِي فِيهِ
بِالْمَوْتِ عَلَى الصَّحِيحِ وَإِنْ لَمْ يَغْلِبْ عَلَى ظَنِّهِ قَبْلَ ذَلِكَ
الْمَوْتُ وَقِيلَ لاَ وَقِيلَ يَعْصِي الشَّيْخُ دُونَ الشَّابِّ وَقَالَ
الْكُورَانِيُّ فِي شَرْحِهَا بِخِلاَفِ مَا وَقْتُهُ الْعُمْرُ كَالْحَجِّ
وَقَضَاءِ الْوَاجِبَاتِ ِلأَنَّهُ بِالْمَوْتِ تَبَيَّنَ إخْرَاجُ الْوَاجِبِ
عَنْ الْوَقْتِ بِخِلاَفِ الْمُوَقَّتِ بِغَيْرِ الْعُمْرِ اهـ وَأَيْضًا لَوْ
قِيلَ يَجُوزُ لَهُ التَّأْخِيرُ أَبَدًا وَإِذَا مَاتَ قَبْلَ الْفِعْلِ لَمْ
يَعْصِ لَمْ يَتَحَقَّقْ الْوُجُوبُ وَقَالَ الْبِرْمَاوِيُّ فِي شَرْحِ
أَلْفِيَّتِهِ مَا كَانَ آخِرُهُ آخِرَ الْعُمْرِ كَالْحَجِّ إنْ قُلْنَا
بِالْمُرَجَّحِ أَنَّهُ عَلَى التَّرَاخِي لاَ الْفَوْرِ وَكَقَضَاءِ الْعِبَادَةِ
الَّتِي فَاتَتْ بِعُذْرٍ مِنْ صَلاَةٍ أَوْ صِيَامٍ إذَا أَخَّرَ مَعَ ظَنِّ
السَّلاَمَةِ وَمَاتَ قَبْلَ الْفِعْلِ مَاتَ عَاصِيًا ِلأَنَّهُ لَمَّا لَمْ
يَعْلَمْ الْآخَرَ كَانَ جَوَازُ التَّأْخِيرِ لَهُ مَشْرُوطًا بِسَلاَمَةِ
الْعَاقِبَةِ بِخِلاَفِ الْمُوَسَّعِ الْمَعْلُومِ الطَّرَفَيْنِ اهـ
27.
LAILAH AL-QADAR
Malam
lailat al-qadar merupakan malam yang penuh berkah. Di dalam al-Qur’an sendiri
diakui sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Namun bagi orang yang
ingin mendapatkanya, bagaikan mencari permata di dasar lautan. Apakah untuk
mendapatkan pahala yang dijanjikan pada malam lailat al-qadar harus mengetahui
bahwa malam itu adalah malam lailat al-qadar?
Jawab:
Ya, harus mengetahui, untuk mendapatkan pahala yang dijanjikan. Akan tetapi
bagi mereka yang tidak mengetahuinya, tetap mendapatkan pahala berupa terampuni
semua dosa-dosa. Referensi:
& فتاوى الرملي الجزء 2 صحـ : 67 مكتبة الإسلامية
( سُئِلَ ) عَمَّنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ هَلْ يُتَوَقَّفُ
حُصُولُ ثَوَابِهِ الْمَذْكُورِ فِي الْحَدِيثِ عَلَى عِلْمِهِ بِهَا كَمَا
قَالَهُ النَّوَوِيُّ أَمْ لاَ ( فَأَجَابَ ) بِأَنَّهُ قَدْ قَالَ شَيْخُ
اَْلإسْلاَمِ الشِّهَابُ ابْنُ حَجَرٍ اِخْتَلَفُوا هَلْ يَحْصُلُ الثَّوَابُ
الْمُتَرَتَّبُ عَلَيْهَا لِمَنِ اتَّفَقَ أَنَّهُ قَامَهَا وَإِنْ لَمْ يَظْهَرْ
لَهُ شَيْءٌ أَوْ يَتَوَقَّفُ ذَلِكَ عَلَى كَشْفِهَا وَإِلَى اْلأَوَّلِ ذَهَبَ
الطَّبَرِيُّ وَالْمُهَلَّبُ وَابْنُ الْمُقْرِي وَجَمَاعَةٌ وَإِلَى الثَّانِي
ذَهَبَ اْلأَكْثَرُ وَيَدُلُّ لَهُ مَا وَقَعَ عِنْدَ مُسْلِمٍ فِي حَدِيثِ أَبِي
هُرَيْرَةَ بِلَفْظِ مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَيُوَافِقُهَا وَفِي حَدِيثِ
عُبَادَةَ عِنْدَ أَحْمَدَ مَنْ قَامَهَا إيمَانًا وَاحْتِسَابًا ثُمَّ وُقِفَتْ
لَهُ قَالَ النَّوَوِيُّ مَعْنَى يُوَافِقُهَا أَنْ يَعْلَمَ أَنَّهَا لَيْلَةُ
الْقَدْرِ وَيَحْتَمِلُ أَنْ يَكُونَ الْمُرَادُ يُوَافِقُهَا فِي نَفْسِ
اْلأَمْرِ وَإِنْ لَمْ يَعْلَمْ هُوَ ذَلِكَ قَالَ ابْنُ حَجَرٍ وَتَفْسِيرُ
الْمُوَافَقَةِ بِالْعِلْمِ بِهَا هُوَ الَّذِي يَتَرَجَّحُ فِي نَظَرِي وَلاَ
أُنْكِرُ حُصُولَ الثَّوَابِ الْجَزِيلِ لِمَنْ قَامَ لاِبْتِغَاءِ لَيْلَةِ
الْقَدْرِ وَإِنْ لَمْ يَعْلَمْ بِهَا وَإِنَّمَا الْكَلاَمُ عَلَى حُصُولِ
الثَّوَابِ الْمُعَيَّنِ الْمَوْعُودِ بِهِ اهـ وَالرَّاجِحُ مِنْ حَيْثُ
الْمَعْنَى اْلأَوَّلُ فَقَدْ قَالَ الْمُتَوَلِّيُ يُسْتَحَبُّ التَّعَبُّدُ فِي
كُلِّ لَيَالِي الْعَشْرِ حَتَّى يَجُوزَ الْفَضِيلَةَ بِيَقِينٍ اهـ وَيُمْكِنُ
الْجَمْعُ بَيْنَهُمَا بِحَمْلِ اْلأَوَّلِ عَلَى حُصُولِ ذَلِكَ الْغُفْرَانِ
وَالثَّانِي عَلَى زِيَادَةِ حُصُولِ الثَّوَابِ الْمَوْعُودِ بِهِ وَنَحْوِهِ اهـ
28.
KEBIASAAN BERSENDAWA (JAWA; GLEGE’EN)
Pak
Hasan mempunyai kebiasaan bersendawa (jawa; glege’en) setelah melahap makanan
dalam porsi yang lumayan banyak. Terkadang saat ia bersendawa, makanan yang
didalam perutnya keluar kembali seperti orang yang muntah. Apakah baginya
diperbolehkan makan sahur dengan porsi jumbo, mengingat di pagi harinya, ia
akan mengalami sendawa dan mengeluarkan makanan dari perutnya?
Jawab
: Diperbolehkan dan tidak membatalkan puasa, sekalipun hal itu terjadi
berulang-berulang. Asalkan makanan yang keluar dari perutnya tersebut tidak
ditelan lagi dan diharuskan berkumur. Referensi:
& حاشية الجمل الجزء 2 صحـ : 316 مكتبة دار الفكر
( فَرْعٌ ) أَكَلَ أَوْ شَرِبَ لَيْلاً كَثِيرًا وَعُلِمَ مِنْ
عَادَتِهِ أَنَّهُ إذَا أَصْبَحَ حَصَلَ لَهُ جَشًّا يَخْرُجُ بِسَبَبِهِ مَا فِي
جَوْفِهِ هَلْ يَمْتَنِعُ عَلَيْهِ كَثْرَةُ مَا ذُكِرَ أَمْ لاَ وَهَلْ إذَا
خَالَفَ وَخَرَجَ مِنْهُ يُفْطِرُ أَمْ لاَ فِيهِ نَظَرٌ وَيُجَابُ عَنْهُ
بِأَنَّهُ لاَ يُمْنَعُ مِنْ كَثْرَةِ ذَلِكَ لَيْلاً وَإِذَا أَصْبَحَ وَحَصَلَ
لَهُ الْجُشَاءُ الْمَذْكُورُ يَلْفِظُهُ وَيَغْسِلُ فَاهُ وَلاَ يُفْطِرُ وَإِنْ
تَكَرَّرَ ذَلِكَ مِنْهُ مِرَارًا كَمَنْ ذَرَعَهُ الْقَيْءُ اهـ
29.
MEMASUKKAN ANUS BAGI PENDERITA AMBEIYEN
Seseorang
penderita penyakit ambeyen mudah sekali anusnya keluar, lebih-lebih disaat
membuang air besar. Sementara anus yang telah keluar, sulit masuk ke dalam
lagi, kecuali ada upaya bantuan dengan tangannya sendiri. Batalkah puasa
seseorang yang memasukkan bagian anusnya yang keluar?
Jawab:
Tidak batal. Namun menurut Imam Nawawi membatalkan puasa. Referensi:
& تحفة المحتاج في شرح المنهاج الجزء 3 صحـ : 404 مكتبة دار
إحياء التراث العربي
وَلَوْ
خَرَجَتْ مَقْعَدَةُ مَبْسُورٍ لَمْ يُفْطِرْ بِعَوْدِهَا وَكَذَا إنْ أَعَادَهَا
كَمَا قَالَهُ الْبَغَوِيُّ وَالْخُوَارِزْمِيُّ وَاعْتَمَدَهُ جَمْعٌ
مُتَأَخِّرُونَ بَلْ جَزَمَ بِهِ غَيْرُ وَاحِدٍ مِنْهُمْ لاِضْطِرَارِهِ إلَيْهِ
وَلَيْسَ هَذَا كَاْلأَكْلِ جُوْعًا الَّذِي أَخَذَ مِنْهُ اْلأَذْرَعِيُّ
قَوْلَهُ اْلأَقْرَبُ إلَى كَلاَمِ النَّوَوِيِّ وَغَيْرِهِ الْفِطْرُ وَإِنْ
اُضْطُرَّ إلَيْهِ كَاْلأَكْلِ جُوعًا اهـ
30.
MENGHIRUP AROMA MASAKAN
Bagi
ibu rumah tangga yang sedang memasak, menghirup aroma makanan tidak bisa
dihindari lagi. Apakah masuknya uap makanan ke hidung dapat membatalkan puasa?
Jawab:
Tidak, karena uap bukan termasuk benda (‘ain). Referensi:
& حاشية الجمل الجزء 2 صحـ : 318 - 319 مكتبة دار الفكر
وَ
تَرْكُ وُصُولِ عَيْنٍ لاَ رِيحٍ وَطَعْمٍ مِنْ ظَاهِرٍ ( قَوْلُهُ لاَ رِيحٍ )
أَيْ وَلَوْ مِنْ نَجَسٍ وَهُوَ غَيْرُ بَعِيدٍ وَصَلَ بِالشَّمِّ إلَى دِمَاغِهِ
وَلَوْ رِيحَ الْبُخُورِ ِلأَنَّهُ لَيْسَ عَيْنًا وَيُؤْخَذُ مِنْ هَذَا أَنَّ
وُصُولَ الدُّخَانِ الَّذِي فِيهِ رَائِحَةُ الْبُخُورِ أَوْ غَيْرُهُ إلَى
جَوْفِهِ لاَ يَضُرُّ وَإِنْ تَعَمَّدَ ذَلِكَ قَالَ شَيْخُنَا وَهُوَ ظَاهِرٌ
وَبِهِ أَفْتَى الشَّمْسُ الْبَرْمَاوِيُّ لِمَا تَقَرَّرَ أَنَّ الرَّائِحَةَ
لَيْسَتْ عَيْنًا أَيْ عُرْفًا إذِ الْمَدَارُ هُنَا عَلَيْهِ وَإِنْ كَانَتْ
مُلْحَقَةً بِالْعَيْنِ فِي بَابِ اَْلإحْرَامِ أَلاَ تَرَى أَنَّ ظُهُورَ
الرِّيحِ وَالطَّعْمِ مُلْحَقٌ بِالْعَيْنِ فِيهِ لاَ هُنَا وَقَدْ عُلِمَ مِنْ
ذَلِكَ أَنَّ صُورَةَ الْمَسْأَلَةِ أَنَّهُ لَمْ يُعْلَمْ انْفِصَالُ عَيْنٍ
هُنَا أَيْ بِوَاسِطَةِ الدُّخَانِ اهـ حَلَبِيٌّ
31.
AIR TERTELAN AKIBAT BERKUMUR
Berkumur
ketika berwudlu hukumnya adalah sunah, baik bagi orang puasa maupun tidak.
Bagaimanakah hukum puasa seseorang ketika berkumur ada air yang terlanjur masuk
ke dalam perutnya?
Jawab
: Tidak batal, jika tidak dilakukan dengan berlebihan. Namun apabila dilakukan
secara berlebihan, maka dapat membatalkan puasa. Referensi:
& تحفة المحتاج في شرح المنهاج الجزء 3 صحـ : 407 مكتبة دار
إحياء التراث العربي
وَلَوْ
سَبَقَ مَاءُ الْمَضْمَضَةِ أَوْ اَلإِسْتِنْشَاقِ إلَى جَوْفِهِ الشَّامِلِ
لِدِمَاغِهِ أَوْ بَاطِنِهِ فَالْمَذْهَبُ أَنَّهُ إنْ بَالَغَ مَعَ تَذَكُّرِهِ
لِلصَّوْمِ وَعِلْمِهِ بِعَدَمِ مَشْرُوعِيَّةِ ذَلِكَ أَفْطَرَِ لأَنَّ
الصَّائِمَ مَنْهِيٌّ عَنْ الْمُبَالَغَةِ كَمَا مَرَّ وَيَظْهَرُ ضَبْطُهَا
بِأَنْ يَمْلاَ فَمَهُ أَوْ أَنْفَهُ مَاءً بِحَيْثُ يَسْبِقُ غَالِبًا إلَى
الْجَوْفِ ( قَوْلُهُ وَيَظْهَرُ ضَبْطُهَا بِأَنْ يَجْعَلَ بِفَمِهِ أَوْ
أَنْفِهِ مَاءً إلَخْ ) قَدْ يُقَالُ ظَاهِرُ كَلاَمِهِمْ ضَرَرُ السَّبْقِ
بِالْمُبَالَغَةِ الْمَعْرُوفَةِ وَإِنْ لَمْ يَمْلاَ فَمَهُ أَوْ أَنْفَهُ كَمَا
ذُكِرَ سم عَلَى حَجّ اهـ ع ش ( قَوْلُهُ بِحَيْثُ يَسْبِقُ غَالِبًا إلَخْ ) أَيْ
لِكَثْرَتِهِ وَيَظْهَرُ أَنَّ مِثْلَهُ مَا لَوْ كَانَ الْمَاءُ
قَلِيلاًلَكِنَّهُ بَالَغَ فِي إدَارَتِهِ فِي الْفَمِ وَجَذْبِهِ فِي اْلأَنْفِ
إدَارَةً وَجَذْبًا يَسْبِقُ مَعَهُمَا الْمَاءُ غَالِبًا بَصْرِيٌّ اهـ
32.
BATASAN ADAT TERKAIT PUASA NISHFU SYA'BAN
Berpuasa
pada paruh akhir bulan Sya'bân hukumnya haram, kecuali bagi meraka yang sebelumnya
sudah membiasakan puasa. Sebatas manakah seseorang dianggap "membiasakan
puasa" terkait masalah di atas ?
Jawab
: Ketika orang tersebut pernah melakukan puasa sebelum separuh akhir bulan
Sya'bân, meskipun hanya seminggu sekali atau sebulan sekali, dengan syarat
terus dilakukan. Apabila sebelum separuh akhir bulan Sya'bân pernah absen,
meskipun hanya satu kali, maka ia tidak diperkenankan melakukan puasa pada
paruh akhir bulan Sya'bân. Referensi:
& الفتاوى الفقهية الكبرى الجزء 2 صحـ : 76 مكتبة الإسلامية
( وَسُئِلَ ) فَسَّحَ اللَّهُ فِي مُدَّتِهُ بِمَا لَفْظُهُ
يَحْرُمُ الصَّوْمُ بَعْد نِصْفِ شَعْبَانَ إنْ لَمْ يَعْتَدْهُ أَوْ يَصِلُهُ
بِمَا قَبْلَهُ مَا ضَابِطُ الْعَادَةِ هُنَا وَيَوْمِ الشَّكّ ( فَأَجَابَ )
بِقَوْلِهِ الَّذِي يَظْهَرُ أَنَّهُ يُكْتَفَى فِي الْعَادَةِ بِمَرَّةٍ إنْ لَمْ
يَتَخَلَّل فِطْرُ مِثْل ذَلِكَ الْيَوْمِ الَّذِي اعْتَادَهُ فَإِذَا اعْتَادَ
صَوْمَ اَلإِثْنَيْنِ فِي أَكْثَرِ أَسَابِيعِهِ جَازَ لَهُ صَوْمُهُ بَعْد
النِّصْفِ وَيَوْمِ الشَّكِّ وَإِنْ كَانَ أَفْطَرَهُ قَبْلَ ذَلِكَ ِلأَنَّ هَذَا
يَصْدُقُ عَلَيْهِ عُرْفًا أَنَّهُ مُعْتَادُهُ وَإِنْ تَخَلَّلَ بَيْن عَادَتِهِ
وَصَوْمِهِ بَعْد النِّصْفِ فَطَرَهُ وَأَمَّا إذَا اعْتَادَهُ مَرَّةً قَبْلَ
النِّصْفِ ثُمَّ أَفْطَرَهُ مِنْ اْلاًسْبُوعِ الَّذِي بَعْدَهُ ثُمَّ دَخَلَ
النِّصْفُ فَالظَّاهِرُ أَنَّهُ لاَ يَجُوزُ لَهُ صَوْمُهُ ِلأَنَّ الْعَادَةَ
حِينَئِذٍ بَطُلَتْ بِفِطْرِ الْيَوْمِ الثَّانِي بِخِلاَفِ مَا إذَا صَامَ
اَلإِثْنَيْنِ الَّذِي قَبْلَ النِّصْفِ ثُمَّ دَخَلَ النِّصْفُ مِنْ غَيْرِ
تَخَلُّلِ يَوْمِ اثْنَيْنِ آخَرَ بَيْنَهُمَا فَإِنَّهُ يَجُوزُ صَوْمُ
اَلإِثْنَيْنِ الْوَاقِعِ بَعْدَ النِّصْفِ ِلأَنَّهُ اعْتَادَهُ وَلَمْ
يَتَخَلَّلْ مَا يُبْطِلُ الْعَادَةَ فَإِذَا صَامَهُ ثُمَّ أَفْطَرَهُ مِنْ
أُسْبُوعٍ ثَانٍ ثُمَّ صَادَفَ اَلإِثْنَيْنِ الثَّالِثُ يَوْمَ الشَّكِّ
فَالظَّاهِرُ أَنَّهُ يَجُوْز ُلَهُ صَوْمُهُ وَلاَ يَضُرُّ حِينَئِذٍ تَخَلُّلُ
فِطْرِهِ ِلأَنَّهُ سَبَقَ لَهُ صَوْمُهُ بَعْد النِّصْفِ وَذَلِكَ كَافٍ اهـ
33.
BULAN RAMADLAN BAGI PENGANTEN BARU
Bagi
mereka yang baru menikah tentunya semangat tempurnya menggebu-gebu. Baik siang
ataupun malam tidak ada bedanya. Asalkan masih kuat, gas siap ditancap. Lain
halnya ketika memasuki bulan Ramadlan. Disiang harinya mereka harus bersabar
menahan kebutuhan biologisnya, walaupun mereka masih bisa bercumbu. Apakah
berciuman bagi suami istri diperbolehkan, mengingat nafsu penganten baru sangat
menggebu-gebu ?
Jawab:
Diperbolehkan, jika hal itu tidak menimbulkan keluarnya sperma atau keinginan
untuk bersetubuh. Referensi:
& تحفة المحتاج في شرح المنهاج الجزء 3 صحـ : 411 مكتبة دار
إحياء التراث العربي
قَالَ
اَْلإسْنَوِيُّ وَالْمُرَادُ بِتَحْرِيكِهَا أَنْ يَصِيرَ بِحَيْثُ يَخَافُ
مَعَهَا الْجِمَاعَ أَوِاْلإنْزَالَ كَمَا قَالَهُ فِي التَّتِمَّةِ وَلِهَذَا
عَبَّرَ فِي الرَّوْضَةِ بِقَوْلِهِ يُكْرَهُ لِمَنْ حَرَّكَتْ شَهْوَتَهُ وَلاَ
يَأْمَنُ عَلَى نَفْسِهِ قَالَ أَعْنِي اَْلإسْنَوِيَّ وَقَدْ عُلِمَ مِنْ هَذَا
أَنَّهَا لاَ تَحْرُمُ بِمُجَرَّدِ التَّلَذُّذِ وَنَقَلَ اَْلإمَامُ فِي
الظِّهَارِ عَنْ بَعْضِهِمْ التَّحْرِيمَ وَخَطَّأَهُ فِيهِ اهـ بِرّ وَلاَ
يَخْفَى أَنَّهُ إذَا لَمْ تَحْرُمْ الْقُبْلَةُ بِمُجَرَّدِ التَّلَذُّذِ لاَ
يَحْرُمُ النَّظْرُ وَالْفِكْرُ بِمُجَرَّدِ ذَلِكَ بِاْلأَوْلَى فَحَيْثُ قِيلَ
بِحُرْمَ
Wallohua'lam bish-showab.....
Syukron....
Langganan:
Postingan (Atom)