Jumat, 24 Mei 2019

Syair Cinta Alfiyah Ibnu Malik Syarah Ibnu Aqil


 Remaja identik dengan yang namanya virus merah jambu. Tak hanya di kalangan luar. Di dalam dekapan penjara suci virus merah jambu itu pun menyebar luas. Kadang kala iseng bikin meme sebagai bentuk pelampiasan hati atau bentuk ungkapan isi hati. Tak lepas dari itu, salah satu karya fonumental yang tak asing lagi di dunia Pesantren memiliki bait-bait yang mempunyai tempat tersendiri di hati. Karya Ibnu Malik ini, selain mempelajari kaidah nahwu juga menceritakan fenomena kehidupan. Berikut ini saya share beberapa syair terkait cinta. 
Semoga bermanfaat.......

وَمَا نُبَالِى اِذَا مَا كُنْتِ جَارَتَنَا # اَنْ لَا يُجَاوِرَنَا اِلَّاكِ دَيَّارُ
”Aku tidak peduli selama engkau mendampingiku, biarpun tiada satu rumah yang menjadi tetanggaku kecuali engkau.”

اُطَوِّفُ مَا اُطَوِّفُ ثُمَّ اَوَى # اِلَى بَيْتٍ قَعِيْدَتُهُ لَكَاعِ
“Aku berjalan kesana dan kemari, kemudian kembali kerumah (yang ditunggui) oleh wanita yang buruk perangainya.” (mungkin ini yang dinamakan dengan cinta itu buta).

اَسْرِبَ الْقَطَا هَلْ مَنْ يُعِيْرُ جَنَاحَهُ # لَعَلِّى اِلَى مَنْ قَدْ هَوِيْتُ اَطِيْرُ
“Hai iring-iringan burung qotho, adakah yang mau meminjamkan sayapnya kepadaku agar aku dapat terbang menemui orang yang aku cintai.” (rindu tingkat dewa).

وَقَدْ كُنْتَ تُخْفِى حُبَّ سَمْرَاءَ حِقْبَةً # فَبُحْ لَانَ مِنْهَا بِالَّذِى اَنْتَ بَائِحٌ
“Sesungguhnya engkau telah lama memendam rasa cinta terhadap Samra, maka sekarang ungkapkanlah perasaanmu itu padanya.”

سَرَيْنَا وَنَجْمٌ قَدْ اَضَاءَ فَمُذْ بَدَا # مُحَيَّاكَ اَخْفَى ضَوْءُهُ كُلَّ شَارِقٍ
“Aku berjalan dimalam hari, sedangkan gemintang telah bersinar, tetapi semenjak wajahmu muncul, maka cahaya wajahmu menutupi semua cahaya.”

اَهَابُكِ اِجْلَالًا وَمَا بِكِ قُدْرَةِ # عَلَىَّ وَلَكِنْ مِلْءُ عَينٍ حَبِيْبُهَا
“Aku takut kepadamu karena menghargaimu, padahal tiada kemampuan bagimu atas diriku, namun bayangan kasihnya memenuhi mata ini.”

بَدَتْ فِعْلَ ذِىْ وُدٍّ فَلَمَّا تَبِعْتُهَا # تَوَلَّتْ وَبَقَّتْ حَاجَتِى فِى فُؤَادِى
“Ia tampak seorang yang dimabuk cinta, dan tatkala kuikuti ternyata dia berpaling membuat hatiku sangat kecewa.”

وَحَلَّتْ سَوَادَ الْقَلْبِ لَا اَنَا بَاغِيَا # سِوَاهَا وَلَا عَنْ حُبِّهَا مُتَرَاخِيَا
“Dan dia tetap menjadi pujaanku, tiada sekali-kali aku menginginkan selain dia, dan tidak pula cintaku mengendur.”

تَنَوَّرْتُهَا مِنْ اَذْرِعَاتٍ وَاَهْلُهَا # بِيَثْرِبَ اَدْنَى دَارِهَا نَظَرٌ عَالِى
“Aku pandang dia dari jauh, mulai dari Adzriat, sedangkan keluarganya berada di Yatsrib, dimana rumah yang paling dekat berada jauh dari pandangan mata.” (untuk rekan rekanita yang lagi LDR, harap tenang).

كَرَبَ الْقَلْبُ مِنْ جَوَاهُ يَذُوْبُ # حِيْنَ قَالَ الْوُشَاةُ هِنْدٌ غَضُوْبٌ
“Hampir saja hatiku luluh lantah karena rindu dan sedih ketika para pengadu domba mengatakan (kepadaku) “Hindun marah padamu.”

فَلَا تَلْحَنِى فِيْهَا فَاِنَّ بِحُبِّهَا # اَخَاكَ مُصَابُ الْقَلْبِ جَمٌّ بَلَابِلُهْ

“Janganlah kamu mencelaku karena mencintainya, maka sesungguhnya terjerat pula kepadanya saudaramu sehingga hatinya dimabuk kepayang.”

يَلُوْمُوْنَنِىْ فِى حُبِّ لَيْلَى عَوَاذِلِى # وَلَكِنَّنِى مِنْ حُبِّهَا لَعَمِيْدُ
“Para pencela itu, mereka mencelaku karena aku mencintai Laila, tetapi cintaku padanya benar-benar kuat (tak tergoyahkan).”

Itulah sedikit ulasan terkait syair dalam 1003 bait cinta Ibnu Malik dalam syarah Ibnu "Aqil. Semoga dengan adanya syair tersebut menambah semangat belajar kita dalam mempelajari kitab kuning. Selain kata cinta masih banyak syair tentang kehidupan, perjuangan, dll.
Sekian dulu ya.....
Terimakasih..... ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar